Komentar untuk buku Bumi Manusia
Kalau banyak orang menilai Ayat – Ayat Cinta (yang katanya bisa
membuat hati gerimis), merupakan novel yang luar biasa maka saya harus
mengkuadratkannya setelah saya membaca novel “ Bumi Manusia “. Tidak hanya
membuat saya terharu dengan cerita, Pram juga menitipkan kepada kita kata-kata
bijak melalui tokoh-tokoh yang luar biasa dengan karakter-karakter yang natural
(tidak seperti sinetron-sinetron sekarang ini).
Komentar untuk buku Anak Semua Bangsa
Novel kedua tetralogi pulau Buru Anak Semua Bangsa tidak kalah mengharukannya
dengan Bumi Manusia. Disisipi dengan
cerita dari “orang – orang yang melawan” dengan sekuat tenaga menghadapi
ketidakadilan (termasuk tokoh utama itu sendiri) walaupun pada akhirnya “ kalah
“ di satu sisi, tapi di sisi lain ia adalah “pemenang”.
Komentar untuk buku Jejak Langkah
Novel ini lebih seperti diary yang dikembangkan kembali menjadi
cerita. Berbeda dengan Bumi Manusia
dan Anak
Semua Bangsa yang mengandung lebih banyak insur imajinatif –mungkin karena
tidak banyak catatan mengenai TAS-, tetapi masih disisipi dengan percintaan
tokoh utamanya.
Komentar untuk buku Rumah Kaca
Pengalihan sudut pandangdalam novel Rumah Kaca menggambarkan sepada kita jalan pikiran
pengamat kegiatan pribumi terpelajar di dalam rumah kaca-nya, terhadap apa yang dilakukan pleh penghuninya.
Komentar untuk buku Bukan Pasar Malam
Pram menulis roman Bukan Pasar Malam dengan penuh perasaan
terhadap sosok ayahandanya. Di satu sisi ia membenci ayahnya, di lain sisi ia
menyayanginya, ia marah tapi ia juga kasihan, ia hinakan ayahnya tapi ia juga
menghormatinya, ia kecewa tapi ia juga bangga terhadap ayahnya, tidak hanya
perasaanya terhadap ayahandanya juga terhadap adik-adiknya.
Komentar untuk buku Larasati
Pram menggambarkan sosok Larasati
sebagai seorang generasi muda yang kritis terhadap generasi tua yang bobrok,
yang korup, mau enak sendiri, berkhianat demi sesuap nasi dan selembar pakaian,
tidak memiliki pendirian, di samping itu secara tak langsung ia berpesan kepada
kita bahwa yang mampu melakukan perubahan adalah generasi muda bukanlah
generasi tua.
Komentar untuk buku Jalan Raya Pos
Jalan Daendels
Dalam buku Jalan
Raya Pos, Jalan Daendels, Pram menggambarkan kekejaman seorang Daendels
untuk membuat jalan sejauh 1000 KM, dari Anyer sampai Panarukan ditambah pula
dengan pengalaman penulis sendiri di kota
yang bersangkutan.
Komentar untuk buku Cerita Dari Blora
Menceritakan tentang kehidupan masa
kecil penulis, Cerita Dari Blora
benar-benar membuat saya sangat tertarik dengan ceritanya. Pram menulis dengan
sudut pandang seorang anak umur lima tahun perihal kehidupan dan lingkunagn
disekitarnya.
Blora, 19 Januari 2009
01:26
Kubuat untuk bahan buku 1000 Wajah Pram dalam Kata dan Sketsa