Sabtu, 21 Maret 2009

Tidak Memilih Adalah Pilihan


Kurang dari sebulan lagi pemilu legislatif akan digelar, lebih tepatnya 25 hari lagi, yaitu tanggal 9 April 2009. Pemilu kali ini berbeda dengan pemilu-pemilu sebelumnya, kalau biasanya kita mencoblos sekarang kita mencontreng. Huh, ada-ada saja saja pemerintah itu, bagiku toh sama saja mencoblos ataupun mencontreng, itu kan hanya akal-akalan pemerintah saja yang berpura-pura saja agar ada banyak rapat sehingga kelihatannya bekerja, selain itu mereka pun pasti mendapat “ jatah”.
Minggu lalu kudengar kabar terbaru seputar pemilu, yaitu partai dengan lambang pohon beringin berkoalisi dengan dengan partai pimpinan dari anak Presiden pertama RI, Ir. Soekarno. Sebelumnya ia pun sempat bertemu dengan beberapa “tokoh” yang menyatakan dirinya maju sebagai calon Presiden. Di antaranya ada SSHB X, Gubernur DIY, S mantan Gubernur DKI, dan kali ini ia pun bertemu dengan ketua pimpinan partai berlambang Ka’bah, S. Ada juga partai D yang berkoalisi dengan partai yang dipimpin oleh “Presiden Survei“ (karena pada pemilu 2004 ia menjadi pemimpin perolehan suara di stasiun TV), di antara kedua koalisi ini kira-kira siapa yang akan menang? Pikir saja sendiri, selain itu, ada kabar yang mengatakan kalau Presiden kita mengalami sakit perut setelah melakukan kampanye. Kok sempet-sempetnya kampanye? Padahal dia kan Presiden, terus yang mengurus Negara ini siapa donk? Tiap hari Jum’at lagi, waduh... waduh... Tak mau kalah dengan Presidennya, wapres kita pun juga ikut-ikutan cuti, wah bisa kacau negara kita ini.
Dalam pemilu kali ini sudah banyak orang yang mendaftar jadi Presiden, mulai dari S mantan Gubernur DKI, SSHB X raja DIY, bahkan “Jenderal Nagabonar“ alias DM pun ikut meramaikan persaingan menuju RI 1. Tapi ada satu hal yang paling penting bagiku adalah dari bukan banyaknya calon, siapakah calonnya, ataupun dari mana partainya, melainkan adalah kemampuannya untuk memimpin bangsa ini. Dari dulu sampai sekarang saya merasa hanya ada satu Presiden yang berani “melawan” apa saja yang menurutnya merugikan bangsanya yang ia cintai. Ia adalah Ir. Soekarno, dalam salah satu buku pelajaran sejarah saya pernah membaca, bahwa Indonesia pernah keluar dari keanggotaan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Menurutku itu adalah suatu tindakan luar biasa, sangat berani, dan mungkin juga emosional. Bayangkan Indonesia yang baru memiliki usia seumur jagung sudah berani “melawan” PBB yang adalah organisasi terbesar di dunia yang merupakan hasil bentukan lima negara yang sudah lama merdeka dan bisa dikatakan memiliki pengaruh yang kuat di dunia. Siapa lagi orangnya yang berani melakukan itu semua, Soeharto, Habibie, Gus Dur, Mergawati, atau mungkin SBY? Tidak ada yang berani. Di jaman globalisasi seperti sekarang ini di mana uang memiliki “kekuasaan”, tanpa adanya keberanian dan ketegasan yang tanpa pandang bulu menjadi bagian terpenting dalam hal penegakan keadilan dan kebenaran. Dengan tidak adanya dua hal tersebut, percuma saja segala manuver-manuver yang dilakukan oleh para pemerintah bangsa ini.
Dalam pemilu 2009 kali ini aku bertekad untuk tidak memilih alias golput (Golongan Putih). Alasannya, ya karena itu tadi belum ada orang yang mampu memimpin bangsa ini ke arah yang lebih baik. Sebelas tahun belakangan ini kita hanya gonti-ganti presiden saja, tapi apa hasilnya? Apa buktinya? Tanpa perlu kujawab pun pembaca tentunya lebih tahu jawabannya. Kalau nanti MUI menyatakan golput itu haram, silahkan, toh saya lebih baik melakukan suatu keharaman tapi tidak memiliki “saham dosa” terhadap bangsa Indonesia ini, ketimbang saya harus memilih salah satu calon Presiden tapi pada akhirnya (di masa pemerintahannya) ia melakukan hal-hal yang merugikan bangsa ini pada umumnya masyarakat kecil pada khususnya karena tak adanya keberanian dan ketegasan. Sekarang mana yang anda pilih, yang pertama atau yang kedua, terserah pada anda semua. Kalau toh anda berniat memilih calon Presiden, pilihlah yang menurut anda paling mampu memimpin bangsa ini, biar bagaimana pun bangsa ini harus ada yang memimpin sebab kalau tidak, maka tentunya bangsa kita adalah bangsa gelandangan.


Blora, 15 Maret 2009
00:37